Amalan pertunangan merupakan amalan adat resam yang wujud di dalam masyarakat di Malaysia. Ia merupakan salah satu langkah permulaan kepada perkahwinan dan dianjurkan agar pihak-pihak dapat berkenalan antara satu sama lain sebelum melangsungkan perkahwinan. Ada beberapa syarat yang perlu dipatuhi apabila sesuatu pertunangan itu hendak dilangsungkan, antaranya ialah: a) Wanita yang hendak ditunangkan itu bukan isteri seseorang. Bertunang dengan tunang orang lain juga adalah berdosa dan kebanyakan ulama mengatakan ialah tidak sah, haram serta batal b) Pertunangan antara lelaki dan wanita yang mempunyai hubungan mahram juga adalah tidak sah c) Pertunangan tidak boleh dilaksanakan antara lelaki dan wanita sekiranya wanita itu masih lagi berada Dalam tempoh edah akibat diceraikan ataupun kematian suami. Amalan pertunangan sebenarnya membawa banyak faedah dan merapatkan hubungan kekeluargaan antara pihak lelaki dan pyhak perempuan. Sekiranya berlaku pemungkiran pertunangan tanpa alasan-alasan yang munasabah, sedangkan persiapan perkahwinan sudah dirancang, pihak-pihak yang terlibat boleh menuntut ganti rugi yang berkaitan di Mahkamah Syariah. Situasi ini, telah jelas diterangkan dalam peruntukan Undang-undang Keluarga Islam iaitu, apabila berlakunya kemungkiran terhadap ikatan pertunangan yang telah dibuat antara kedua belah pihak sama ada secara rasmi atau sebaliknya, maka pihak yang memungkiri pertunangan tersebut bertanggungjawab untuk membayar segala ganti rugi yang telah dibelanjakan Sama ada semasa pertunangan atau ganti rugi persiapan perkahwinan kepada pihak satu lagi. Tuntutan ganti rugi itu boleh dibuat dengan memfailkan tuntutan di Mahkamah Syariah. Menurut Akta Undang-undang Keluarga Islam (Wilayah-Wilayah Persekutuan) 1984 memperuntukkan: 8220Jika Seseorang telah mengikat suatu kontrak pertunangan mengikut Hukum Syarak, sama ada secara lisan atau secara bertulis dan sama ada secara bersendirian atau melalui seseorang perantaraan dan kemudiannya enggan berkahwin dengan pihak satu Lagi kepada kontrak itu tanpa apa-apa sebab manakala pihak yang satu lagi bersetuju berkahwin dengannya, maka pihak yang mungkir adalah bertanggungan memulangkan pemberian-pemberian pertunangan, jika ada, atau nilainya membayar apa-apa wang yang telah dibelanjakan dengan suci hati oleh atau untuk pihak Yang satu lagi untuk membuat persediaan bagi perkahwinan itu, dan yang demikian boleh dituntut melalui tindakan Mahkamah8221. Berdasarkan peruntukan ini, jelas menunjukkan bahawa keadilan diberikan kepada pihak yang teraniaya akibat dari pemungkiran pertunangan tanpa sebab-sebab yang munasabah. Ganti rugi yang akan ditaksirkan por pihak Mahkamah mengambil kira segala perbelanjaan dan persediaan yang telah dilakukan bagi majlis perkahwinan tersebut. Malah, pihak yang mungkir janji juga bertanggungjawab untuk memulangkan semula segala hadiah atau pemberian pertunangan yang diterima, sekiranya ada. Jika barang tersebut sudah tiada atau lupus seperti makanan atau barang peribadi yang telah digunakan, maka ia perlu ditaksirkan dan dibayar berdasarkan nilaian wang sebagai ganti rugi. Kesimpulannya, apabila berlaku pemungkiran pertunangan tanpa alasan yang munasabah, pihak satu yang teraniaya boleh menuntut segala kos kerugian seperti persiapan perkahwinan dan pemberian pertunangan di Mahkamah Syariah berdasarkan peruntukan Yang telah dinyatakan di atas. Pertunangan hanya sebatas perjanjian untuk nantinya menuju jenjang pernikahan dan pertunangan sebuah bukanlah Pernikahan. Artinya, masing-masing pihak berhak untuk membatalkan. Namun bila tidak ada alasan yang tepat, maka kedua belah pihak dilarang membatalkannya. 8220Wahai orang-orang yang beriman, tunaikan serta sempurnakan perjanjian-perjanjian kamu8221 (QS 5: 1). Dalam hal ini, pihak yang diputuskan dapat meminta ganti rugi pada pihak yang memutuskan. Pertunangan bertujuan agar masing-masing menguji cinta kasihnya menuju cinta kasih yang murni sebagai dasar perkawinan. Masing-masing supaya saling belajar memahami kepribadian tunangannya, supaya kelak dalam pernikahan bisa saling menerima dan saling melayani Bertunangan adalah salah satu langkah menuju ke jenjang pernikahan. Namun, bagaimana jika hubungan itu tak bisa berlanjut karena Anda bertengkar terus, Anda tak pernah setuju lagi tentang sesuatu, dan saat Anda tak bersama tunangan Anda, tak ada rasa kehilangan sedikitpun. Salah satu cara agar huungan ini tak saling menyakiti maka jalan keluarnya adalah memutuskan pertunangan itu. Nah, berikut cara memutuskan pertunangan tanpa meninggalkan rasa sakit hati. Ini bukan saatnya untuk berbohong mengapa Anda harus berpisah. Mungkin ini sangat aneh namun kemungkinan pasangan Anda sudah tahu. Komunikasikan alasan mengapa Anda berpisah dan sebutkan semua pertengkaran tersebut. Jangan ucapkan kata-kata klise seperti, kita tetap berteman, ini bukan tentang kamu namun tentang saya ,. Ini tak akan menyelesaikan masalah. Anda katakan sejujurnya mengapa Anda harus mengakhiri pertunangan tanpa terkesan klise. Lakukan itu secara pribadi Percakapan ini harus dilakukan antara Anda berdua. Memutuskan pertunangan dan memberitahukannya adalah salah satu percakapan yang paling menimbulkan trauma. Pilih tempat yang aman, Anda berdua, dan jangan lupa waktu yang tepat Ingat, bersikap manis apapun yang terjadi di antara Anda berdua. Ini akan sangat sulit. Tak perlu membawa dan mengutuk tindakan di masa lalu. Jangan ungkit masa lalu dan kesalahan-kesalahan. Yang penting bersikap manis. Kembalikan cincin pertunangan Jika Anda yang memutuskan pertunangan maka Anda harus mengembalikan cincin itu karena harganya mahal. Inilah konsekuensinya. Menurut Konsultan Monty Satiadarma. Pernikahan adalah kesepakatan dua belah pihak. Jika salah satu pihak tidak bersepakat, kapan pun bisa dibatalkan atau ditunda. Memaksakan untuk melangsungkan suatu pernikahan dengan dilatarbelakangi konflik pun tidak akan menimbulkan kebahagiaan. Adakalanya Anda dan kakak Anda harus belajar kecewa dan berupaya mengatasi kemarahan, walau hal tersebut bukan langkah yang mudah. Namun, adakalanya Anda tidak bisa memaksakan kehendak. Sikap pria itu yang memutuskan hubungan mendadak memberikan indikasi bahwa ia memang bukan orang yang layak untuk mendampingi kakak Anda dalam meniti kehidupannya. Apalagi jika menurut Anda hal tersebut sepele dan iam dengan mudahnya membatalkan berbagai rencana tersebut. Sikap seperti ini besar kemungkinan akan berlanjut di kemudian hari, sekiranya pernikahan tetap dilangsungkan. Jadi, justru alangkah lebih baik jika dibatalkan, walaupun dengan pengorbanan finlandês karena harus membayar denda atas gedung yang sudah dipesan. Lebih baik mengorbankan finaisial sesaat, daripada mengorbankan kehidupan di masa depan. Menurut hemat saya, memang pernikahan tersebut tidak perlu dilangsungkan dan hubungan tersebut juga tidak layak untuk diteruskan. Sedangkan menurut Konsultan Irma Makarim. Anda perlu menyadari bahwa sebuah hubungan kasih hanya bisa berlanjut apabila memang kedua belah pihak menginginkannya. Bila yang satu sudah tak lagi merasakan hal itu, maka kurang bijaksana bagi pasangannya untuk memaksakan hubungan ini. Bukankah lebih baik berpisah sekarang, daripada setelah menikah Tentunya kakak Anda merasakan kesedihan yang mendalam dengan apa yang dialaminya. Dapat dimengerti bila keluarga juga ikut tersinggung, apalagi perkawinan sudah di ambang pintu. Sulit dimengeri bahwa kemanjaan seseorang bisa menjadi alasan untuk membatalkan sebuah pertunangan. Bukankah dia sudah mengenal kakak Anda sebelumnya Tidak penting bila kekasih kakak mempunyai alasan lainnya, karena bisa saja dia meninggalkan pasangan sewaktu-waktu. Untuk apa escondido bersama pasangan yang sukar diandalcan Saat ini yang bisa Anda lakukan adalah membantu kakak untuk bangkit kembali sehingga tidak terus terperangkap dalam duka yang berkepanjangan. Beri dia harapan untuk mendapatkan pasangan yang lebih baik. Memang saat ini terasa menyakitkan, tetapi kakak Anda bisa melihat kualitas kekasih yang sebenarnya. Bisa jadi di kemudian hari kakak Anda akan mensyukuri kejadian ini. Assalamualaikum ... Ustadz, ana uth bertunangan dengan seorang laki-laki, tapi tiba-tiba karena alasan tertentu, ana jadi kurang cocok dengan dia dan ana ingin berpisah dengan dia. Tapi ana takut. Apakah boleh membatalkan tunangan Lalu apa HUKUM TUNANGAN dalam Islam (Fulanah) Jawaban: Wa 8216alaikumussalam warahmatullaahi wabarakaatuh Alhamdulillah, 8216alaa kul li haal. Ukhti yang saya hormati. Bolehkah membatalkan pertunangan Ini pertanyaan menarik. Karena pertanyaan ini berpangkal dari simpul persoalan makna 8220pertunangan8221 yang membawahi beberapa telaah fikih yang tidak sederhana. Bila kita mau jujur, makna pertunangan itu adalah budaya baru yang dikembangkan oley masyarakat modern. Tapi, yang harus dijelaskan di sini, karena ia hanya sebagai kebiasaan, maka pertunangan tidak memiliki dasar hukum khusus seperti halnya lamaran atau akad pernikahan. Karena tak memiliki dasar khusus, maka tidak boleh seseorang menjadikan pertunangan ini sebagai ikatan. Karena ikatan itu hanya berlaku dengan akad pernikahan, dan itu hukum baku yang tak dapat diubah. Maka bila seseorang melakukan pertunangan atau 8220menunangkan8221 putrinya dengan pria tertentu misalnya, sifatnya tidak boleh dijadikan perjanjian yang mengikat. Keduanya hanya boleh diibaratkan sebagai 8220janji keinginan8221 untuk saling menikahi. Seperti seorang pria yang mengatakan, 8220Saya berniat menikahkan putra saya dengan putrimu, 8221 lalu yang diajak bicara menjawab, 8220Saya juga berniat demikian, kira-kira dua tahun lagi82308221 Karena tidak mengikat, maka bila salah seorang di antara keduanya tiba-tiba menjadi kuat hasratnya untuk Menikah, sementara pihak yang lain belum mau menikah, maka pihak yang ingin menikah itu bebas membatalkan perjanjian tersebut, untuk 8211misalnya8211 menikah dengan pria atau wanita lain. Artinya, di awal pertunangan tersebut memman harus disepakati bahwa pertunangan itu hanyalah sebatas rencana, bukan sebuah perjanjian yang mengikat, di mana salah seorang tidak boleh membatalkannya secara sepihak, harus dengan kesepakatan kedua belah pihak. Karena bila demikian, maka itu sama saja mengganti syariat akad dengan pertunangan. Di level tersebut, maka pertunangan bisa menjadi bid8217ah yang diHARAMKAN. Kenapa bid8217ah Karena definisi bid8217ah yaitu: 8220Sebuah metodo atau cara dalam urusan agama yang sengaja dibuat-buat, menyerupai bentuk syariat (ibadah) yang sudah ada, dengan tujuan pelaksanaan menambah ibadah, atau memiliki tujuan seperti tujuan syariat.8221Sementara perbuatan bid8217ah itu haram dalam Islam : 8220Hati-hatilah kalian terhadap ibadah yang dibuat-buat. Setiap ibadah yang dibuat-buat itu bid8217ah, dan setiap bid8217ah itu sesat.8221 Diriwayatkan oleh Abu Dawud IV L 201, nomeado em nome 4607. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi V. 44, dengan nomor 2676, dan telah ditakhrij sebelumnya hal. 42. Istilah tunangan tidak dikenal dalam istilah syariah. Tapi kalau mau dicarikan bentuk yang paling mendekatinya, barangkali yang paling mendekati adalah khitbah, yang artinya meminang. Tetapi tetap saja ada perbedaan asasi antara tunangan dengan khitbah. Paling tidak dari segi aturan pergaulannya. Sebab masyarakat kita biasanya menganggap bahwa pertunangan yang telah terjadi antara sepasang calon pengantin sudah setengah dari menikah. Sehingga seakan ada hukum tidak tertulis bahwa yang sudah bertunangan itu boleh berduaan, berkhalwat berduaan, naik motor berboncengan, makan bersama, jalan-jalan, nonton dan bahkan sampai menginap. Sedangkan khitbah itu sendiri adalah ajuan lamaran dari pihak calon suami kepada wali calon istri yang intinya mengajak untuk berumah tangga. Khitbah itu sendiri masih harus dijawab iya atau tidak. Bila telah dijawab ia, maka jadilah wanita tersebut sebagai makhthubah, atau wanita yang telah resmi dilamar. Secara hukum dia tidak diperkenankan untuk menerima lamaran dari orang lain. Namun hubungan kedua calon itu sendiri tetap sebagai orang comoing yang diharamkan berduaan, berkhalwat atau hal-hal yang sejenisnya. Dalam Islamismo tidak dikenal istilah setengah halal lantaran sudah dikhitbah. Dan amat besar kesalahan kita ketika menyaksikan pemandangan pasangan yang sudah bertunagan atau sudah berkhitbah, lalu beranggapan bahwa mereka sudah halal melakukan hal-hal layaknya suami istri di depan mata, lantas diam dan membiarkan saja. Apalagi sampai mengatakan, Ah biar saja, toh mereka sudah bertunangan, kalo terjadi apa-apa, sudah jelas siapa yang harus bertanggung-jawab. Padahal dalam kaca mata syariah, semua itu tetap terlarang untuk dilakukan, bahkan meski sudah bertunangan atau sudah melamar, hingga sampai selesainya akad nikah. Dan hanya masyarakat yang sakit saja yang tega bersikap permisif seperti itu. Padahal apapun yang dilakukan oleh sepasang tunangan, bila tanpa ada ditemani oleh mahram, maka hal itu tidak lain adalah kemungkaran yang nyata. Haram hukumnya hanya mendiamkan saja, apalagi malah memberi semangat kepada keduanya untuk melakukan hal-hal eang telah diharamkan Allah. Sayangnya banyak kaum muslim saat ini yang melakukan hal tersebut. Ketika acara pertunangan, acara besar pun diadakan, dimana terdapat acara ritual yang ditiru Dari Budaya Barat seperti tukar cincin dan budaya diluar Islam lainnya. Dan bagaimana hukum bertukar cincin saat bertunangan Seperti cincin biasa, hanya saja diiringi suatu kepercayaan sebagaimana diyakini oleh sebagian orang, dengan Menuliskan namanya di cincin yang akan diberikan kepada tunangan wanitanya, sedangkan yang wanita menuliskan namanya di cincin yang akan diberikan kepada lelaki yang akan melamarnya, dengan keyakinan bahwa hal tersebut bisa mempererat tali ikatan antara keduanya. Dalam keadaan seperti ini, hukum memakai cincin tunangan adalah haram, karena berhubungan dengan keyakinan yang tidak ada dasarnya. Juga tidak diperbolehkan bagi lelaki untuk memakaikan cincin tersebut untuk tunangannya, karena belum menjadi istrinya, e dinyatakan sah menjadi istrinya setelah akad nikah. Fatawa Lil Fatayat Faqoth, hal 47 Dalam acara seperti ini melibatkan percampuran laki-laki dan perempuan serta aktivitas atau perbuatan-perbuatan yang dilarang dalam Islam. Setelah itu pasangan tersebut mempunyai hubungan khusus, baik dengan atau tanpa hubungan badan, sebelum menikah. Apalagi mereka berhubungan melalui surat, pembicaraan lewat telefon ataupun saling bertemu, menghalalkan panggilan mesra seperti SAYANG, CINTA, ISTRIKU, SUAMIKU, Dsb yang sepantasnya diucapkan kepada pasangan halalnya dan hal ini diperbolehkan karena mereka telah bertunangan. Itulah adalah sebuah kesalahan besar dan mengakibatkan dosa. Dalam Islam hubungan seperti ini tidak ada. Satu-satunya cara agar laki-laki dan perempuan dapat mempunyai hubungan yang khusus baik secara emosional maupun fisik adalah melalui pernikahan. Allah SWT telah menciptakan manuscrito dengan berbagai naluri yang membutuhkan pemenuhan, dan Allah juga memberikan kita solusi untuk memenuhinya. Diantara naluri-naluri manusia, secara fitroh manuscrito mencari pasangan escondido em uma unidade de trabalho, sem lembranças, naluri tersebut melalui jalan pernikahan saja. Setiap muçulmano harus ingat bahwa kita semua adalah hamba Allah swt dan bukan menjadi budak manusia atau budak nafsu. Mengacu pada penjelasan tersebut, maka boleh-boleh saja ukhti membatalkan pertunangan tersebut, bila di tengah perjalanan ujti menganggap tidak ada kecocokan di antara kalian berdua. Karena kalian berdua memang tidak berada dalam ikatan apa-apa, hanya ada dalam lingkaran 8220rencana8221. Akan tetapi, bila rencana itu dahulu dibicarakan antara orang tua, maka saat membatalkan, demi hukum kemaslahatan, sebaiknya ukhti juga melibatkan orang tua untuk menyampaikan niat membatalkan tersebut. Karena bila tidak, dalam kehidupan rumah tangga pun konflik bisa terjadi, tak boleh menjadi alasan untuk mudah meminta cerai. Itu harus dicermati. Selanjutnya, pada kebiasaan pertunangan yang ada di masa moderna ini 8211beda dengan perjodohan di masa lampau8211 banyak orang beranggapan bahwa pertunangan itu sudah menjadi 8220semi pernikahan8221, di mana karena sudah bertunangan maka kedua calon pasangan itu boleh bepergian berdua ke mana-mana tanpa disertai oleh mahram - Nya, berduaan, berpacaran, salping berpenangan, menjalin keakraban sedemikian rupa, salting bertemu atau ketemuan dan lain sebagainya. Hal itu jelas berlawanan dengan aturan dalam Islam. Pria dan wanita yang bertunangan belumlah halal untuk saling bersentuhan, bepergian tanpa mahram, saling berjumpa atau berdua-duaan di satu tempat. Keduanya masih dihitung sebagai orang lain. Sama dengan orang yang mengatakan, 8220Saya punya keinginan untuk membeli mobil Anda, 8221 maka itu bukanlah transaksi, meskipun e pemilik mobil juga punya keinginan menjual mobilnya. Sehingga mobil itu belum halal baginya. Soal hubungan pria wanita dalam Islam, jelas tak dapat diserupakan dengan mobil dan calon pembelinya. Nabi shallallohu 8216alaihi wa sallambersabda, 8220Sesungguhnya salah seorang di antaramu ditikam di kepalanya dengan jarum dari besi adalah lebih baik daripada menyentuh seseorang yang bukan mahramnya.8221 Hadits ini diriwayatkan oleh al-Imam ath-Thabrani dalam al-Mu8217jamul Kabir dan perawi lainnya, kemudian dinyatakan Shahih oleh Syekh Nashiruddin al-Albani dalam Silsilatul Ahadits Ash-Shahihah wa Syai-un min Fiqhiha wa Fawaa-iduhaa. Kesimpulannya, saudari boleh saja memutuskan untuk membatalkan pertunangan. Namun, karena semua itu dilakukan secara musyawarah, lakukanlah pembatalan itu dengan musyawarah. Bicarakan apa yang menjadi keinginan saudari, mintalah pendapat calon suami, calon mertua dan juga kedua orang tua atau bahkan juga saudara-saudara yang ada. Setelah itu, tetapkanlah yang saudari anggap lebih baik bagi masa depan saudari, calon suami yang bisa membimbing saudari ke jalan Alá dan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat. Bukan suami yang tidak bisa membimbingmu ke jalan Alá, dan bukan pula suami yang membuatmu jauh dari Allah dan menyimpang dari perintah Allah. Assalamu39alaikum Wr. Wb. Saya mau tanya. Kronologinya saya dulu pernah ingin meminang (mentunangi) seseorang yang sudah saya anggap cocok buat pendiming saya kelak. Dan kita sempat komunikasi lewat telfon. Namun saat kita sudah berpisah (sama-sama balik kepondok) saya menemukan seseorang (pihak ketiga) yang mana seseorang itu sama-sama ada kecocokan dan kita menjalaninya dengan istilah pacaran gitu. Namun dari pihak si cewek dulu meminta saya untuk meminangnya (pertunangan). Dan saya coba jelaskan kepada keluarga saya kalau saya sudah mendapatkan yang lebih cocok dan kita sudah 3 bulan menjalani pacaran. Namun tanpa saya duga ternyata saya malah ditunangkan dengan si perempuan dulu. Secara spontan saya terkejut dan saya berusaha untuk memutuskan pertunangan itu. Namun pihak keluarga saya kurang setuju dan masih tetap mempertahankan pertunangan saya. Dari kronologi di atas apakah saya boleh untuk memutuskan pertunangan tersebut dengan alasan saya sudah mendapatkan pasangan yang lebih cocok dan kita memang sama-sama cinta. Mohon jawaban disertai dengan refrensi yang akurat dan berikan tipsnya agar pertunangan saya cepat putus dan saya bisa mentunangi pacar saya. Karena saya takut keburu di ambil orang. Sekian dan terima kasih. Wassalamu39alaikum. Wr. Wb. Dilema putus tunang Oleh Noriah Idris Metro Ahad Pertunangan adalah permulaan langkah menuju gerbang perkahwinan. Biarpun belum sah bergelar pasangan suami isteri, namun ia adalah fasa yang menghampiri untuk hidup berumah tangga. Pun begitu, pertunangan tidak menghalalkan hubungan intim sebagaimana yang berlaku dalam sebuah rumah tangga. Timbalan Presiden Peguam Syarie Malásia (PGSM), Musa Awang berkata, Islam tidak menetapkan bentuk atau cara pertunangan, namun dibenarkan selagi ia tidak bertentangan dengan prinsip asas hukum syarak. Katanya, kebanyakan pertunangan diamalkan masyarakat Islam hari ini membawa banyak kebaikan kepada pasangan yang bertunangkerana selain merapatkan hubungan kekeluargaan antara kedua-dua pihak, secara tidak langsung menyimpul perasaan menghormati antara satu sama lain sebelum mempelai diikat melalui simpulan perkahwinan yang sah. Lazimnya, apabila seseorang sudah bertunang bermakna dia sudah mengikat suatu perjanjian yang dikenali sebagai perjanjian pertunangan dan mengharapkan suatu masa nanti bakal disatukan. Ada kalanya, perjanjian pertunangan ini tidak ditunaikan sama ada dengan sengaja atau melalui paksaan bahkan, ada yang berakhir dengan kejadian putus tunang. Ekoran itu, pihak yang mengalami kejadian putus tunang itu akan menanggung malu, terkilan, fitnah dan pelbagai perasaan sehingga ada yang melakukan saman di mahkamah daripada jumlah ribuan mencecah kepada jutaan ringgit. 8220Seksyen 15 Akta Undang-Undang Keluarga Islão membroi hak kepada seseorang itu menuntut kerugian yang dialami membabitkan persediaan untuk perkahwinan atau apa-apa perbelanjaan. 8220Mereka boleh memfailkan tuntutan itu di mahkamah syariah bagi mendapatkan semula pemberian yang diberikan atau segala perbelanjaan yang ditanggung bagi menyediakan segala keperluan untuk perkahwinan. 8220Ertinya, barangan yang sudah dibeli misalnya barangan hantaran dipulangkan dan ia sama nilai seperti tempahan kad jemputan, pelamin, khemah dan sebagainya, 8221 katanya. Mengulas kejadian yang berlaku seperti saman malu atau tuntutan sehingga mencecah jutaan ringgit oleh mangsa putus tunang itu, Musa mengatakan ada segelintir pihak melakukan saman itu atas dasar balas dendam atau maruah yang sudah tercalar. Katanya, istilah saman malu mungkin tiada dalam bidang kuasa mahkamah syariah tetapi ia lebih membabitkan ganti rugi am kepada yang menjadi mangsa putus tunang itu. Namun mereka yang merasakan dirinya dimalukan atau maruah tercalar ekoran kejadian itu, boleh membawa perkara berkenaan ke tengah agar mendapat pembelaan sewajarnya. Beliau turut melahirkan rasa bimbang jika saman malu dengan jumlah mencecah ribuan atau jutaan ringgit menjadi 8216trend8217 masyarakat hari ini sedangkan hukum syarak membenarkannya dengan mengambil kira nilai harga barangan di sulling tuntutan yang munasabah saja, bukan kerana perkara lain. Namun, katanya, kajian lebih terperinci perlu dilakukan untuk menebus malu pihak yang sudah diputus tunang terutama pada saat-saat akhir menjelang majlis perkahwinan. Beliau juga tidak menafikan ada kalangan mereka sudah melakukan persiapan bagi mengadakan majlis perkahwinan dengan melakukan ubah suai rumah menempah pelamin dan barangan hantaran namun tidak terjadi perkahwinan sebagaimana dimeterai kedua-dua pihak sebaliknya berakhir dengan perpisahan. 8220Pada pandangan saya, jika diteliti balik tuntutan dan i wajar serta munasabah kerana membabitkan syariat, ia dibenarkan oleh hukum syarak dan perkara itu tiada masalah untuk 8216dikanunkan8217. 8220Selain itu, satu kajian khusus harus dilakukan pihak berwajib supaya mangsa dapat menuntut segala ganti rugi am. Contohnya, apabila tetamu sudah datang menghadiri majlis perkahwinan tiba-tiba dibatalkan sudah tentu keluarga pengantin menanggung malu. 8220Apabila tindakan saman dilakukan, ia bertujuan memberi teladan kepada masyarakat agar tidak mengulangi perkara yang dianggap boleh mengaibkan orang lain, 8221 katanya. Mengenai segelintir pihak mengheret si pelaku ke mahkamah sivil, beliau berkata, kemungkinan kes itu akan dirujuk semula kepada mahkamah syariah kerana bidang kuasa sedemikian hanya diberi kepada mahkamah syariah. Apa yang berlaku ada hikmah DIDORONG kekecewaan yang amat sangat, rasa tertipu berikutan tidak dapat meneruskan perkahwinan selepas melakukan pelbagai persiapan ke arah mendirikan mahligai bahagia menyebabkan seseorang itu berasa marah dan tertekan apabila putus tunang. Terlerainya ikatan suci itu ibarat kemarau bertahun terhapus dek hujan sehari dan begitu dirasakan oleh mereka yang pernah menjadi mangsa8217 putus tunang itu. Pakar Perunding Kanan Psikiatri, Universiti Teknologi Mara (UiTM), Dr. Osman Che Bakar berkata, reda adalah jalan terbaik kerana ia berlaku sebelum terjadinya sebuah perkahwinan. Menurutnya, jika pertunangan diteruskan dan disusuli perkahwinan selepas itu kemungkinan berlaku peristiwa yang lebih mengharukan misalnya perpisahan, curang dan pelbagai lagi, kesannya mungkin lebih buruk. 8220Ada kalanya kita kena didik diri dan mengatakan semua itu ada hikmah tersendiri. Tuhan seolah-olah memberi petunjuk lebih awal bahawa dia bukan jodoh terbaik dan mungkin akan dianugerahkan dengan bakal suami atau isteri atau jodoh yang lebih baik lagi, 8221 katanya. Apa yang penting, katanya, kehidupan perlu diteruskan kerana masih ada ruang untuk bergembira bersama mereka yang memahami diri anda. 8220Jangan disebabkan putus tunang atau tidak jadi berkahwin membuatkan anda merasakan hidup ini sudah tidak bermakna lagi. Sedangkan anda sebenarnya sedang diuji8217 dan jangan merasakan ia sebagai suatu tekanan dalam hidup sehinggakan mengetepikan orang sekeliling. 8220Bersikap dewasalah atau lebih positif de jangan terasa dimalukan. Kadangkala sifat orang yang menyaman bekas tunang itu bukan sekadar ingin melampiaskan rasa malu semata-mata sebaliknya lebih kepada dendam atau rasti tertipu oleh pihak yang satu lagi, 8221 katanya. Perkara yang perlu diambil kira: Bertunang berupa kontrak awal kepada perkahwinan. Pihak yang berjanji kena patuhi kecuali ada kemungkinan besar membawa kepada kemudaratan jika diteruskan juga lalu pertunangan boleh diputuskan. Misalnya, jika lelaki seorang penagih tegar, islam membenarkan pertunangan dibatalkan dengan syarat pihak yang memutuskan harus membayar balik segala ganti rugi mengikut nilai yang sudah ditentukan. Pastikan segala reside pembelian barangan atau urusan bayaran disimpan sebagai bukti penting di mahkamah. Jika lelaki yang memutuskan pertunangan, wanita boleh melakukan tuntutan di mahkamah syariah. Pada masa sama, lelaki juga boleh menuntut balik saman berdasarkan perkara yang logik atau berasas. Wajar atau tidak pertunangan diputuskan berdasarkan sesuatu, jika sebabnya kuat ia harus dilakukan. Bawa saksi atau bukti untuk menyokong bukti anda. Cari peguam syarie bertauliah dan dapatkan nasihat yang betul demi mengelakkan tertipu dengan tuntutan tidak sepatutnya. Kes putus tunang: Kes 1: (Akhir 2004) JOHOR BAHRU: Kes putus tunang jururawat, Norlida Abdul Rahman dan penyerang bola sepak Kedah, Hasmawi menggemparkan negara akhir 2004 lalu, selepas pemain itu membatalkan perkahwinan mereka dengan hanya menghantar khidmat pesanan ringkas (SMS) , 19 jam sebelum majlis pernikahan di Felda Ulu Dengar, Kahang, Kluang, dekat sini, kira-kira com 2 pagi. Melalui SMS itu, Hasmawi menulis 8220Pa minta maaf, harap Ma faham. Mungkin ditakdirkan kita tak ada jodoh. Minta maaf kat abah dan mak, bukan niat Pa untuk malukan depa, 8221 sebelum penyerang Kedah itu menghilangkan diri. Keadaan itu bukan saja memalukan keluarga wanita kerana ketiadaan pengantin lelaki, malah majlis kenduri terpaksa diteruskan di rumah mereka de Felda Ulu Dengar, Kahang Timur, berikutan kad jemputan sudah morreu kepada kira-kira 1.000 tetamu. Kes 2: (7 Januari 2009) SHAH ALAM: Seorang lelaki semalam menuntut ganti rugi RM70,000 daripada bekas tunangnya kerana tidak berpuas hati dengan tindakan wanita berkenaan memutuskan pertunangan mereka, Disclaima lalu, kira-kira sebulan sebelum perkahwinan dilangsungkan. Pereka grafik, Muhammad Salleh Muhamad Yusof, 47, membuat tuntutan itu terhadap Nur Diana Ahmad Zubir, 29, de Mahkamah Rendah Syariah di sini. Muhamad Salleh memfailkan tuntutan itu melalui Tetuan Ahmad Nazib Associates pada 18 De junho lalu selepas dua minggu pertunangan mereka diputuskan. Kes 3: (1 de fevereiro de 2010) SHAH ALAM: Kes tuntutan ganti rugi hampir RM1 juta yang difailkan seorang pengarah syarikat terhadap bekas tunangnya, de Mahkamah Tinggi Syariah di sini, semalam selesai selepas kedua-dua pihak bersetuju menyelesaikan kes itu secara baik berdasarkan terma yang Dipersetujui. Peguam, Azmi Mohd Rais yang mewakili plaintif, Mohamad Fahizul Khairi, 54, memberitahu mahkamah terma yang dipersetujui anak guamnya dan defensan, nem Daliya Mohd Daud, 35, termasuklah, anak guamnya bersetuju menerima RM600,000 sebagai penyelesaian keseluruhan terhadap tuntutan itu. Kes 4: (13 Januari 2017) KOTA BHARU Seorang penjawat awam memfailkan saman sebanyak RM1.1 juta ke atas bekas tunangnya de Mahkamah Tinggi di sini semalam kerana membatalkan perkahwinan kira-kira enam jam sebelum mereka sepatutnya diijabkabulkan pada 3 Jun lalu. Plaintif, Mohd Masran Ab Rahman, 32, dari Kampung Banggol Kemunting, Tanah Merah memfailkan escreve saman itu menerusi dua peguam, Latifah Ariffin de Mohd Murtadza Mohd Mokhtar, de Pejabat Pendaftar Mahkamah Tinggi di sini. Plaintif tidak hadir di mahkamah kerana bekerja de Kuala Lumpur. Selain bekas tunangnya, Norzulyana Mat Hasan Mat Hussin, 28, yang dinamakan sebagai defendam pertama, Mohd Masran turut menamakan bapa wanita itu, Mat Hasan Mat Hussin Ibrahim, 60, Taman Maka, Tanah Merah di sini sebagai defendan kedua. Lelaki itu menuntut daripada defensor-defensor ganti rugi am sebanyak RM100,000, ganti rugi teruk sebanyak RM500,000, ganti rugi malu sebanyak RM500,000 dan ganti rugi khas yang akan ditentukan kemudian. Musa Awang Shah Alam, Selangor, Malásia Kelahiran Kuala Terengganu. Pendidikan awal rendah di Sekolah Pusat Bukit Besar, Kuala Terengganu. Pendidikan menengah dia SMA Sultan Zainal Abidin, Ladang, Kuala Terengganu (1-3) dan SMA (Atas) Sultan Zainal Abidin, Batu Burok Kuala Terengganu (4-6). 1994-1998 - Ijazah pertama Sarjana Muda Syariah (Kepujian) Universiti Malaya Kuala Lumpur, pengkhususan dalam bidang undang-undang Syariah. 1999 - Diploma Lanjutan Syariah amp Amalan Guaman (DSLP) Universiti Islam Antarabangsa (UIA) Gombak Selangor. Beramal sebagai Peguam Syarie sejak 1998 sehingga sekarang. Juga diiktiraf sebagai Mediador Bertauliah, por favor, Accord Group, Sydney, Austrália. Sekarang sebagai Presiden Persatuan Peguam Syarie Malásia (PGSM). Untuk berhubung sila telefon SEKRETARIAT PGSM. 03-6205 7000 Sambungan 184 atau 03-5524 5100 (pejabat). O email. Maa46050yahoo Veja meu perfil completoKhitbah atau Bertunang di dalam Islam. Berkenaan tajuk khitbah tunang itu, ingin saya jelaskan berdasarkan kefahaman serta apa yang saya perolehi dari buku dan bertanya kepada orang yang alim dan faham bidang agama ini. Khitbah (Bahasa árabe) bertunang (Bahasa melayu) adalah muqaddimah atau permulaan kepada az-zawaj (Bahasa árabe) nikah atau kahwin (Bahasa Melayu). Sesungguhnya Allah menjadikan khitbah sebagai salah satu dari syariat-syariat perundangan-perundangan Agama Islam. Apa hikmat, faedah atau kelebihannya. Kerana khitbah memberi peluang kepada kita semua untuk at-taarruf berkenalan dengan pasangan masing-masing dari segi zahir dan batin sebelum kita bernikah atau berkahwin. Khitbah (bahasa árabe) bererti bertunang (bahasa Melayu). Tafsiran lafaz atau perkataan bertunang ini berbeza mengikut tempat, kawasan, adat dan suasana masyarakat masing-masing. Berbeza di antara negara Malaysia. Singapura. Thailand dan Indonesia. Dan kemungkinan berbeza juga di antara beberapa tempat, adat, suasana serta kawasan-kawasan di dalam negara masing-masing. Contohnya di dalam Indonesia, tafsiran bertunang di Medan dan Jakarta berbeza. Di dalam Thailand, tafsiran bertunang di Bangkok dan Pattani berbeza. Begitulah seterusnya di tempat-tempat lain. Khitbah di dalam bahasa Arab apabila diterjemah maknanya ke dalam Bahasa Melayu bermakna melamar wanita untuk dijadikan bakal isteri. Melamar ini juga bermakna meminta persetujuan pihak wanita untuk menjadi isteri kepada pihak lelaki. Khitbah ini memakan masa berdasarkan kebiasaan atau adat yang masyhur dipegang kawasan, tempat, adat dan suasana masyarakat. Khitbah juga bermakna proses lelaki meminta dari pihak perempuan untuk berkahwin dengan cara-cara atau jalan-jalan yang diketahui masyhur di tempat masing-masing.( Fiqh Assunnah oleh Syed sabiq ). Khitbah juga membawa makna menzahir dan mengiklankan kehendak kemahuan seseorang untuk berkahwin dengan seseorang wanita.( Fatawa Muasoroh oleh Dr. Yusof Al Qardawi ). Dr. Yusof Al - Qardawi juga berkata (buku yang sama) bahawa di dalam khitbah bertunang ini tidak ada hak bagi khatib(tunang lelaki) kecuali hak untuk melamar ( to reserve or booking) makhtubah (tunang wanita) semoga pihak lelaki selain darinya tidak datang untuk meminang wanita itu. B. HUKUM KHITBAH BERTUNANG DI DALAM ISLAM Saya bertanya kawan saya tentang hukum khitbahbertunang ini kepada kawan-kawan saya yang faham dan alim. Dan saya juga rujuk buku agama yang ada menceritakan tentang khitbah bertunang ini. Hukum khitbah ini adalah harus tetapi Imam As-Syafie (sila rujuk buku Mughni Almuhtaj ) mengatakan hukumnya adalah al-istihbab sunat. Dan Dr. Abd. Karim Zaidan (sila rujuk buku Almufassal fi Ahkam Al Marah mengatakan bahawa hukum al-istihbab sunat ini lebih aula(utama baik) dari hukum harus tadi. C. DALIL ATAU BUKTI DISYARIATKAN (DIPERUNDANGKAN) KHITBAH TUNANG Dalil atau bukti dibolehkan khitbah tunang ini terlalu banyak. Contohnya ialah. 1) Hadis Rasulallah saw yang mafhumnya: tidak halal bagi kamu penjualan di atas penjualan orang lain dan tidak halal bagi kamu pertunangan di atas pertunangan orang lain. Mengikut hadis ini kita faham bahwa kita tidak dibenarkan oleh syarak untuk meminang seseorang wanita laki pabila wanita laki itu sudah dipinang orang. Ini dalil dibolehkan khitbah tetapi, dalil ini tidak soreh tidak terus (indirect). Ulamak dan orang-orang yang faqeh faham hukum-hakam mengambil hukum boleh khitbah dalam Islam dari sini. Bagaimana. Begini, cuba rujuk hadis ini semula. Khitbah di bolehkan dalam Islam, tetapi yang tidak bolehnya ialah meminang seseorang wanita laki di atas pinangan orang lain. Maka, khitbah boleh. Moga anda semua faham. 2) Hadis. Dari Jabir bin Abdillah bahawa Rasulallah saw bersabda. Apabila salah seorang dari kamu bertunang, maka jika sekiranya dia boleh melihat wanita itu hingga membawa kepada kehendak atau kemahuan untuk bernikah kahwin, maka lakukan. . Berkata Jabir (perawi) hadis ini: aku telah bertunang dengan wanita dari Bani Salamah, aku telah bersembunyi tanpa dilihat oleh wanita itu sehingga aku melihat sebahagian dari diri tubuh badan wanita itu yang boleh membawa kepada kehendak dan kemahuan aku untuk menikahi atau mengahwininya. 2 dalil di atas dipetik dan diambil dari buku Fiqh Assunnah oleh Syed Sabiq. D. TEMPOH ATAU MASA YANG DIBENARKAN OLEH SYARAK UNTUK BERKHITBAH BERTUNANG 1. Tempoh masa khitbah yang dipersetujui oleh jumhur ulamak (ramai Ulamak) ialah tempoh yang tidak panjang atau lama. 2. Jumhur ulamak (ramai Ulamak) berselisih pendapat dalam mentafsirkan menentukan makna tempoh panjang lama itu. Berapa hari, berapa minggu, berapa bulan, berapa tahun. 3. Maka tempoh ini semua ditentukan oleh uruf adat yang masyhur dipegang di sesuatu tempat. 4. Jika di sesuatu tempat mentafsirkan tempoh lama satu HARI, maka satu harilah yang mesti dipegang oleh sesiapa yang menjalankan khitbah ini. 5. Jika di sesuatu tempat mentafsirkan tempoh lama satu MINGGU, maka satu minggulah yang mesti dipegang oleh sesiapa yang menjalankan khitbah ini. 6. Jika di sesuatu tempat mentafsirkan tempoh lama satu BULAN, maka satu bulanlah yang mesti dipegang oleh sesiapa yang menjalankan khitbah ini. 7. Jika di sesuatu tempat mentafsirkan tempoh lama satu TAHUN, maka satu tahunlah yang mesti dipegang oleh sesiapa yang menjalankan khitbah ini. Ini semua contoh yang saya berikan kepada anda semua. Maka lepas ini boleh anda rujuk sendiri tempoh atau masa ini kepada mereka yang tinggal di kawasan anda. Tanyakan, biasanya di tempat anda ini berapa tempoh paling lama khitbah bertunang. Jika 2 hari, 3 minggu, 4 bulan atau 5 tahun (contoh), maka semua ini terpulang kepada uruf adat di sesuatu tempat, adat, kawasan dan suasana. Semoga anda faham. uruf adat yang masyhur dipegang di sesuatu tempat. E. HUKUM BERKHALWAT DENGAN TUNANG. (KHATIB-TUNANG LELAKI, MAKHTUBAH-TUNANG WANITA) HARAM BERKHALWAT DUDUK DITEMPAT SUNYI(menimbulkan fitnah) BERSAMA DENGAN TUNANG. Agama Islam mengharamkan khalwat ini kerana ianya diharamkan ke atas tunangan ini sehinggalah mereka diakad(ijab dan qabul) dan dinikahkan. Maka lepas akad (ijab dan qabul), maka haruslah bagi pasangan laki dan wanita ini untuk berdua-duaan tanpa menimbulkan fitnah lagi. Dan hikmah, faedah dan kelebihan haram khalwat ini ialah untuk mencegah terjadinya maksiat. Sabda Rasulallah saw yang bermaksud. Tidak halal bagi seseorang lelaki berkhalwat dengan seseorang wanita yang tidak halal buatnya kecuali ditemani mahram (mahram-orang yang diharamkan nikah kahwin dengannya. Maka orang atau pihak ketiga yang ada bersama-sama ketika mereka berdua berkhalwat itu adalah syaitan . (sila rujuk buku Fiqh As-Sunnah oleh Syed Sabiq ). Dr. Yusof Al Qardawi ( Fatawa Muasoroh ) berkata: selama mana akad kahwin (ijab dan qabul) belum ditunaikan oleh tunang laki dan tunang wanita (belum sah nikah kahwin mereka mengikut uruf - adat, syarak dan undang-undang), maka keadaan masih seperti hukum asal. Iaitu:- 1. Tidak halal dan haram bagi makhtubah (tunang wanita) untuk berkhalwat(berdua-duaan sehingga menimbulkan fitnah) dengan khatibnya (tunang lelaki) KECUALI bersama-sama mahtubah (tunang wanita) itu ada salah seorang mahramnya seperti ayahnya atau abangnya. 2. Tidak halal dan haram bagi makhtubah (tunang wanita) untuk bermusafir atau melancong dengan khatibnya (tunang lelaki) KECUALI bersama-sama mah tubah (tunang wanita) itu ada salah seorang mahramnya seperti ayahnya atau abangnya. mahram mahram-orang yang diharamkan nikah kahwin dengannya (dengan wanita itu) uruf adat yang masyhur dipegang di sesuatu tempat. F. BEBERAPA ISTILAH-ISTILAH DAN PERKATAAN YANG BAIK UNTUK DIKETAHUI DAN DIINGATI 06. Berkhalwat ----------- Berdua-duaan di tempat sunyi tanpa mahram hingga menimbulkan fitnah. 07. Disyariatkan -------- Diperundang-undangkan 09. Jumhur ulamak --- Ramai Ulamak 12. Mahram --------------- Orang yang diharamkan nikah kahwin dengannya. 15. Tidak soreh ---------- Tidak terus (indirect) Asal artikel ini adalah menjawab soalan sahabat kita tentang khitbah bertunang di dalam Islam. Itu sahaja. Dan saya menyerahkan segala-galanya kepada Allah yang Maha mengetahui dan Adil. Jika terdapat kesilapan dan kesalahan dalam penggunaan perkataan kalimah Bahasa Inggeris, maka saya berharap agar anda dapat memberitahu saya agar kesilapan ini tidak akan berulang lagi.
No comments:
Post a Comment